AKU dan BNS
Aku adalah seorang mahasiswi. Dimana
awalnya aku berfikir, aku adalah makhluk yang sudah dewasa. Dewasa dalam artian
bisa mengontrol emosi diri. Ada kalanya aku pengen banget bersikap profesional
sebagai mahasiswa... tapi ada kalanya juga aku jenuh dengan semua peraturan
kampus. Birokrasi yang mengekang dengan keegoisan-keegoisannya . Kejenuhan
itulah yang perlu aku tepis. Tak jarang aku jalan-jalan ke luar kota cuma buat
mengusir kejenuhanku pada semua peraturan yang membuatku “ngga betah”.
Hari itu hari dimana aku dan sahabatku
bebas dari peraturan-peraturan itu. Yah sebut saja kampusku libur 4 hari.
Inilah waktunya aku memanjakan pikiran. Bersama sahabatkku Kudis...eh maksudku
Yudhis. Kami langsung capcus ke Malang sore itu, kota menyebalkan. Kenapa menyebalkan,
yah bisa disebut kota Malang selalu memberiku luka-luka. Seandainya aku boleh
memilih demi sembuhnya lukaku aku ogah deh ke Malang, tapi aku adalah seorang
mahasiswa. Masalah itu harus dihadapi, bukan dihindari dan ditingggal lari. Ahh
udah deh jadi curcol hehehe.
Aku dan sahabatku Yudhis bertolak dari
Surabaya dengan skuter bernomor polisi P 4189 DB. Sidoarjo yang panas membuat
kami menggunakan kecepatan penuh skuter kami. Hehe maklum takut item. Berlanjut
di Pasuruan, dan sampailah kami di jalanan Pandaan. Jalan yang lebar dan yang
alhamdulillah sepi membuat kami bebas berteriak. Disini asyiknya perjalanan
kami, seakan penatku tentang peraturan kampus dan kebencianku tentang Malang
hilang seiring keluarnya udara yang ku teriakkan sekeras mungkin sepanjang
jalan Pandaan. Setelah perjalanan 2 jam yang mengasyikkan dari Surabaya menuju
Malang, akhirnya tempat singgah pertama kali adalah Malang Town Square atau
yang lebih dikenal Matos. Ngga ada yang berarti sih persinggahan di Matos,
hehehe Cuma mau hunting masakan ala
Jepang di Food Court nya Matos.
Tujuanku adalah Batu Night
Specktakuler, yang biasanya disebut BNS. Yah karena bukanya malam, jadi mau
ngga mau harus cari tumpangan buat tidur. Disini masalah dimulai.. Ngga masalah
soal tidur buatku, orang terkenal kaya aku mana ada orang ngga kenal. Hehe aku
numpang tidur di kostan teman SMA ku. Sebut saja namanya Dena. Anak Teknik
Industri Brawijaya ini pesilat loh. Cuma mau pamer aja ini kalo temenku pesilat
^_^ Sementara Yudhis dia harus berbingung-bingung ria masalah tumpangan buat
tidur. Kasian sih, tapi mau bagaimana lagi aku juga bingung, dia cowok sih..
dan Alhamdulillah meski harus bayar, Yudhis dapat tempat buat tidur.
Inilah cerita AKU dan BNS dimulai.
Setelah melewati jalanan menanjak menuju BNS, akhirnya kami sampai juga di
parkiran BNS. Bbrrrrrrr.....Ya Tuhan dinginnya. Alhamdulillah jaketku masih
setia menemani. Senang-senang meski duit nipis itu sesuatu banget, apa lagi
rea-reo nya sama sahabat baik. Ini nikmatnya hidup.. hehe. tapi kenapa BNS??
Bahkan sahabatku Yudhis pun ngga tahu tentang maksudku datang ke BNS. Bagiku
BNS adalah sebuah janji. Dan ketika aku sadar janji itu ngga akan terpenuhi,
inilah saatnya aku bayar sendiri janji itu. Bukan janji antara aku dan dia
lagi, tapi sekarang menjadi janji antara Aku dan BNS.
Hanya sebait kalimat yang terucap
dalam hati waktu satu demi satu wahana ku lewati, dan inilah tempat yang dituju
kakiku. Festival Lampion..
“Mas...aku
sekarang disini
Aku bayar janji, hutangku pada BNS..”
Aku bayar janji, hutangku pada BNS..”
Aku kira tetes hujan atau embun yang
menetesi pipiku, tapi ngga lain dan ngga bukan ini adalah air mata. Ngga tau
deh ini air mata bahagia, sedih, atau bahkan ini air mata kelilipan kali yaa.. Hanya
aku dan BNS, bahkan Yudhis pun ngga tau. Yah kasihan sih sahabatku yang baik
hati dan ngga sombong ini harus pasrah jadi fotograferku. Tuhan maafkan aku
teringat luka di tempat seindah ini. Mulai deh imajinasi kata-kata ku muncul..
“Sekarang
aku berpura-pura melupakan kamu dan kenanganmu
sampai suatu saat aku lupa....
.....lupa bahwa aku sedang berpura-pura”
sampai suatu saat aku lupa....
.....lupa bahwa aku sedang berpura-pura”
Terkadang kenangan memang suka muncul
tiba-tiba, ngga peduli mau di tempat sepi atau rame, siang atau malam, bahkan
datang waktu aku lagi tidur. Weleh itu namanya mimpi kalee... Kenangan itu
datang ngga diundang pulang ngga diantar. Wah sudah kaya jelangkung aja tuh
kenangan. Hemmmm...heran deh kenapa mesti ada kenangan sih?? Karena tanpa
kenangan, masa depan pun ngga akan ada. Hehe filosofis banget deh aku.
Subhanallah..terimakasih Tuhan.
Semakin aku masuk ke dalam taman ini, semakin indah karya-karya makhluk-Mu.
Disinilah aku merenung, sambil duduk sebentar gara-gara capek muter-muter
melulu. Tapi maaf ya fotonya ngga bisa ditampilin semua, hehe ceritanya aku
ngga bawa kamera nih, ini pake hape Yudhis, makanya rada remang-remang gitu deh
hasilnya. Sembari menikmati hawa dingin yang merasuk ke tubuhku, aku berfikir
sejenak bahwa tempat indah diciptakan hanya untuk orang yang indah. Bahkan
tempat yang terindah nantinya juga diciptakan untuk orang-orang yang terindah
pula. Seperti apa yang indah itu?? Indah itu yang dari luar terlihat sederhana,
tapi dalamnya berlian cuy. Ecieeeee...segitunya banget deh omonganku.
Hanya Aku dan BNS yang tahu. BNS
jangan marah yaa,,Tata minta maaf. Tapi ngga tau kenapa disaat inilah aku
pengen banget berbagi indahnya BNS sama seseorang. Yah akhirnya aku telepon deh
itu orang. Sembari melihat sirkuit gokart, aku ceritakan indanya BNS via
telepon kepada orang itu. Seandainya................................. Hust ngga
boleh berandai-andai Tata. Dalam kamusku kan kata “Seandainya” dan “Mungkin”
itu dilarang muncul, karena aku suka yang pasti-pasti aja deh. hehe
“Jujur aku katakan,
terkadang aku berharap Tuhan menyembuhkanku.
Aku tidak pernah berfikir seperti ini ketika kecil hingga remaja.
Tapi saat ini harapan itu terus terlintas dalam benakku.
Semua akan lebih praktis jika aku memiliki apa yang aku inginkan,
namun hanya keajaiban yang dapat mewujudkannya.
Aku tetap menganggap ini suatu mukjizat,
saat aku diberi keistimewaan dapat selalu dalam perlindunganMu,
padahal aku bukan manusia sempurna”
terkadang aku berharap Tuhan menyembuhkanku.
Aku tidak pernah berfikir seperti ini ketika kecil hingga remaja.
Tapi saat ini harapan itu terus terlintas dalam benakku.
Semua akan lebih praktis jika aku memiliki apa yang aku inginkan,
namun hanya keajaiban yang dapat mewujudkannya.
Aku tetap menganggap ini suatu mukjizat,
saat aku diberi keistimewaan dapat selalu dalam perlindunganMu,
padahal aku bukan manusia sempurna”
Huaaaaaaaaa... semakin malam semakin
dingin saja. Yah namanya aja puncak gunung. Tapi kenapa suasana jadi sedih gini
ya, hmm iya aku mau cerita si Yudhis deh. Jadi aku foto-fotoan gitu sama sahabatku
ini. walau sebenarnya...maaf sobat ini bukan senyum ku dari dalam hati. Ngga
apa deh yang penting hepi-hepi, meski chasing nya doank yang hepi. Wkwkwkwkwk
Kenapa ya kalau aku suka siang, tapi
waktu malam matahari hilang. Kalau aku suka malam, waktu siang bulan dan
bintang juga ngga ada. Kadang di saat malam datang seperti ini, aku hanya
meyakini satu hal. Tuhan ada, kata “Aamiin” juga ada. Maka Tuhan akan
mengabulkan doa ku jika aku bersungguh-sungguh. Ndehhhhh,,jurus Mamah Dedeh nya
keluar nih..
“Jika Tuhan melakukan sesuatu untuk menyembuhkanku,
maka aku akan merasa bahagia.
Tapi untuk bahagia meski di tengah situasi sesulit ini,
itu semua lebih menunjukkan betapa besar Kuasa Tuhan.”
Stop stop come on. Dilarang sedih di
tempat seindah ini. Selalu ingat kata Emak ku “SEMANGAT MBAK!!!!” Sampai Donal
Bebek pun kasih semangat buat aku, buat masa depanku. SEMANGAT ARITA!!!!