Minggu, 30 Oktober 2011

Satu-Satunya Cinta

katamu kamu cinta kepadaku selamanya
katamu kamu rindu kepadaku selalu
tapi mengapa aku masih ragu

katamu aku ini cinta terakhir kamu
katamu aku ini cinta dalam hidupmu
tapi mengapa aku masih ragu

mungkinkah aku ini menjadi satu-satunya cinta
yang terakhir kamu dan tak akan ada cinta yang kedua
dan ketiga dan cinta lainnya

katamu kamu hilang jika aku pun pergi
katamu kamu musnah jika cintaku punah 

tapi mengapa aku masih ragu

katamu kamu cinta kepadaku selamanya
katamu kamu rindu kepadaku selalu
katamu aku ini cinta terakhir kamu
katamu aku ini cinta dalam hidupmu
tapi mengapa aku masih ragu

mungkinkah aku ini menjadi satu-satunya cinta
yang terakhir kamu dan tak akan ada cinta yang kedua
dan ketiga dan cinta lainnya

mungkinkah (mungkinkah) aku ini (aku ini)
menjadi satu-satunya cinta (satu-satunya cinta)
yang terakhir (yang terakhir) kamu dan tak akan ada (tak akan ada)
cinta yang kedua (cinta kedua) dan ketiga (cinta ketiga) dan cinta lainnya 









Career Dani Pedrosa

Early days

Dani Pedrosa started riding bikes at the early age of four, when he got his first motorcycle, an Italjet 50, which had side-wheels. His first racing bike was a minibike replica of Kawasaki, which he got at the age of six and which he used to race with his friends. Pedrosa experienced real racing at the age of 9, when he entered the Spanish Minibike Championship and ended his debut season in second place, scoring his first podium finish in the second race of the season. The next year, Pedrosa entered the same championship, but health problems prevented him from improving his results and he ended that season in 3rd position.

125cc

In 2001, Pedrosa made his World Championship debut in the 125cc class after being selected from the Movistar Activa Cup, a series designed to promote fresh racing talent in Spain, back in 1999. Under the guidance of Alberto Puig, Pedrosa scored two podium finishes in the first season and won his first race the following year, when he finished third in the championship. In 2003, he won five races and won the championship with two rounds remaining, scoring 223 points. In his first championship winning year, Pedrosa scored five victories and six podium finishes. A week after winning the championship, eighteen-year-old Pedrosa broke both of his ankles in a crash during practice at Phillip Island (Australia), ending his season.

250cc

After winning the 125cc Championship, Pedrosa moved up to the 250cc class in 2004 without a proper test on the new bike because his ankles were healing during the off-season. Going into the season unprepared, Pedrosa won the first race in South Africa and went on to clinch the 250cc World Championship title, including rookie of the year honours. In his first season in 250cc class, Pedrosa scored 7 victories and 13 podium finishes. Pedrosa decided to stay for one more season in 250cc class, and he won another title, once again with two races remaining in championship. In 2005, Pedrosa won 8 races and scored 14 podium finishes, despite a shoulder injury he sustained in practice session for Japanese Grand Prix.

MotoGP

Dani Pedrosa on board the Repsol Honda RC211V.
Pedrosa made the move to 990cc MotoGP bikes in 2006, riding for Repsol Honda. Critics said that Pedrosa's tiny stature wasn't strong enough to handle a big, heavy MotoGP bike and successfully race in the premier class. Proving them wrong, he finished second in the opening round at Jerez on March 26, 2006. At his fourth ever MotoGP appearance, on May 14, 2006, during the Chinese Grand Prix race weekend held in Shanghai, he won his first MotoGP race. This win made him the exact equal 2nd youngest winner (tied with the late Norick Abe) in the Premier Class behind Freddie Spencer. He won his second MotoGP race at Donington Park and became a strong candidate for the MotoGP Championship. It was a memorable victory for Dani, who shared the podium first time with Valentino Rossi in 2nd place. He also took two pole positions in the first half of the season.
Until the Malaysian Grand Prix at Sepang, Pedrosa was 2nd in the Championship only behind his more experienced team-mate Nicky Hayden. However, he fell heavily during Free Practice and suffered a severe gash to the knee, which practically rendered him immobile. Pedrosa qualified 5th on the grid in that race due to the cancellation of the qualifying session proper due to heavy rainfall. He miraculously managed to finish 3rd in that race, only behind Rossi and Ducati rider Loris Capirossi. However, in the next races, his form dropped and he struggled with the bike, moving him down to 5th place in the MotoGP standings.
DaniPedrosa.jpg
His poor performance continued at Estoril. After a promising start, he briefly ran 2nd before being passed by Colin Edwards and then championship leader and teammate Nicky Hayden. On lap 5, he and Hayden were involved in a crash. Pedrosa made a mistake whilst trying to overtake Hayden, slid and crashed out of the race, taking out Hayden on the way. This crash ended his slim chances of winning the championship and also caused Hayden to lose his lead in the championship standings, as Rossi managed to finish 2nd.
However, two weeks later, Hayden recovered to win the championship while Pedrosa managed to finish in 4th place. This result clinched his 5th place in overall standings in his debut season, thus taking the title as Rookie of the Year in MotoGP category, beating fellow rookie and former rival in 250 cc Casey Stoner. At the final (post 2006 season) three day test of 2006 at Jerez Spain, Dani put his 800 cc RC212V at the top of the timesheets (on qualifying tyres) edging out Valentino Rossi by 0.214 seconds. Rossi had been fastest for the first two days of the test. Dani set a time of 1min 39.910 sec around the circuit.
Pedrosa continued to race with Honda in 2007 on their Honda RC212V, the new 800 cc bike. The machine had problems, and Pedrosa was taken out of races by Olivier Jacque and by Randy de Puniet, but he finished the season in second place behind Stoner and ahead of Rossi. He signed a 2-year contract with Repsol Honda for 2008 and 2009.
In 2008 Pedrosa's problems with the RC212V continued when he was injured in the pre-season and missed developmental testing, but started the season well by scoring a podium at the first round. While leading the race and the standings in the German round, he crashed and was injured, keeping him from racing in the following two rounds. Michelin's performance in MotoGP deteriorated, resulting in Pedrosa switching to Bridgestone at the Indianapolis round. He finished third in the standings in 2008.
As in 2008, Pedrosa crashed in the 2009 pre-season and injured himself, keeping him from testing the machine before the start of the season. He placed 11th in the first round, but recovered his fitness in the following rounds. At the fifth round he injured himself again in practice and then fell during the race, putting him 33 points behind the leader.
For 2010, Pedrosa reverted to number 26—a number he used when he first entered MotoGP—from number 2 in 2008 and number 3 in 2009. He took this decision to please his fans who had asked him to return to the number he had always used.
Pedrosa won four races in 2010 and finished second in the championship standings behind Jorge Lorenzo.

Jumat, 21 Oktober 2011

'bout ASMA


CARA MENGATASI SERANGAN ASMA
Cara Mengatasi Asma yang Kambuh, tips mengatasi penyakit asma yang kambuh. Anda terkena asma? Penyebab utama asma adalah hipersensitif. Banyaknya sel-sel yang hipersensitif beredar dalam tubuh anda itulah yang menyebabkan asma anda sering kambuh. Banyak cara untuk mengurangi serangan asma anda selain menghindari faktor pencetus seperti: olahraga, terapi dengan tanaman obat (jahe, daun putri malu, dsb), akupungtur dsb. Adakah cara yang benar-benar mudah dan murah untuk mengatasi asma? Ternyata ada!!!

Cara ini sangat sederhana, yaitu dengan minum air putih. Ada banyak artikel tentang manfaat minum air putih. Pada dasarnya, dengan minum air putih dalam jumlah besar sekaligus, maka anda dapat membersihkan dan mengencerkan darah, hal inilah yang juga mengurangi sel-sel yang hipersensitif.
Caranya adalah sebagai berikut: minum air putih 2 liter saat pagi hari sebelum makan. Saat anda memulai pastilah akan terasa mual, oleh sebab itu mulailah secara bertahap. Setelah minum biasanya anda akan merasa sering kencing. Lakukanlah tiap hari dan sel-sel hipersensitif pencetus asma anda akan berkurang! Selamat mencoba. 

PENCEGAHAN ASMA
Semua serangan penyakit asma harus dicegah. Serangan penyakit asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.

Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain :
  1. Menjaga kesehatan
  2. Menjaga kebersihan lingkungan
  3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
  4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahan. Tetapi bila gejala-gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma.
  1. Menjaga Kesehatan
    Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya.
    Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.
    Banyak minum akan mengencerkan dahak yang ada di saluran pernapasan, sehingga dahak tadi mudah dikeluarkan. Sebaliknya bila penderita kurang minum, dahak akan menjadi sangat kental, liat dan sukar dikeluarkan.
    Pada serangan penyakit asma berat banyak penderita yang kekurangan cairan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran keringat yang berlebihan, kurang minum dan penguapan cairan yang berlebihan dari saluran napas akibat bernapas cepat dan dalam.
  2. Menjaga kebersihan lingkungan
    Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.
    Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah.
    Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan rambut dan lain-lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya.
  3. Menghindari Faktor Pencetus
    Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.
    Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya penderita penyakit asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza. Juga dianjurkan menghindari tempat-tempat ramai atau penuh sesak.
    Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan memakai obat pencegah serangan penyakit asma.

    Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus dihindari.
    Perhatikan obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk pengobatan darah tinggi dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat pewarna (tartrazine) dan zat pengawet makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan penyakit asma.
  4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
    Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik.
    Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat, sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula-mula dengan aerosol atau tablet/sirup simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian dikombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan kortikosteroid.
    Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar penggunaan obat-obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin dihentikan